Rabu, 07 Desember 2011

Hidup adalah Pilihan bagi Perempuan





Kaum perempuan pada massa sekarang kini sudah ada yang berani masuk kewilayah publik namun ada juga sebagian kaum perempuan yang masih terkungkung diwilayah domestik itu merupakan suatu hal yang sudah tidak dianggap tabu lagi dimassa modern dan maju seperti sekarang ini. Seperti yang bisa kita lihat, pada masa sekarang ini sudah banyak sekali perempuan yang bisa mengenyam pendidikan yang tinggi sehingga ia sudah bisa mengaktualisasikan dirinya didepan publik. Akan tetapi, masih ada juga sebagian kaum perempuan yang justru masih menjadi kanca wingking saja.
Sebenarnya setiap individu mendapatkan hak yang sama dan kesempatan yang sama, termasuk didalamnya hak dan kesempatan bagi kaum perempuan untuk memilih apakah mereka ingin tetap terkungkung diwilayah domestik, atau justru mereka akan bergerak keranah/wilayah publik. Itu semua tergantung pada diri dan kemauan mereka sendiri. Dengan kata lain, jika sistem sudah memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan, maka jika kaum perempuan tidak tidak mampu bersaing dan kalah, yang perlu disalahkan adalah perempuan itu sendiri.
Meskipun sekarang ini sudah banyak sekali perempuan yang berani terjun kewilayah publik, kita tidak boleh serta merta menyalahkan mereka karena ditakutkan setelah mereka terjun kedunia publik, perempuan akan melupakan dunia domestiknya. Tentu saja perempuam yang sudah berani masuk kewilayah publik, sudah memiliki pemikiran dan pertimbangan yang cukup matang sekali tentang pembagian tugas antara tugas diwilayah publki maupun tugas-tugas untuk wilayah domestik, sebab ujung-ujungnya perempuan setelah pulang bekerja diwilayah publik, sampai rumah juga nantinya akan dihadapkan pada tugas-tugas domestiknya kaum perempuan. Jadi, keputusan seorang perempuan untuk memelih dirinya masuk kewilayah publik, maupun memilih untuk tetap diwilayah domestik, itu semua merupakan pilihan hidup masing-masing perempuan. Sebab hidup merupakan sebuah pilihan yang harus dijalani dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.
Seperti sebuah kasus yang saya ambil dari koran “Suara Merdeka” edisi Senin 27 Juni 2011. Inti sari dari berita tersebut ialah bahwa seorang perempuan yang memilih bekerja menjadi seorang pembantu rumah tangga (PRT) sudah sepantasnya mendapatkan perlindungan berupa jaminan sosial seperti halnya pekerja lainnya. Disini walaupun mereka profesinya menjadi seorang PRT, mereka juga tetap mendapatkan perlindungan kerja yang sesuai standar dan pemenuhan akan hak PRT. Hal itu seperti upah yang layak sesuai dengan standar nasional, jam kerja manusiawi, libur minimum sehari dalam seminggu, hak cuti khusus, cuti dan jaminan melahirkan, akomodasi yang layak (PRT berhak menentukan mau tinggal bersama majikan/pengguna jasa atau terspisah), hak privasi, hak edukasi, hak berorganisasi, hak sebagai warga negara. Itu semua dapat diperoleh oleh PRT karena mendapatkan perlindungan program Jamsostek.
Apabila kita melihat kasus tersebut, tidak semua perempuan yang bekerja diwilayah domestik selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Justru dari berita tersebut kita menjadi tahu bahwa seorang perempuan yang memiliki profesi sebagai PRT , yang notabene merupakan perpanjangan dari pekerjaan domestik pun telah mendapatkan perlindungan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Begitu juga sebaliknya perempuan yang memilih bekerja diwilayah publik, mereka pun dihadapkan dengan banyak tantangan sebab diwilayah publik banyak sekali persaingan bebas dalam dunia kerja baik persaingan dengan sesama perempuan maupun persangan dengan kaum laki-laki. Itulah sebabnya bagi kaum perempuan yang lebih memilih untuk bekrja diwilayah publik harus benar-benar dipersiapkan mental dan pngetahuan mereka agar mereka dapat menunjukkan eksistensinya diwilayah publik.
Jadi, ketika perempuan dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka ingin memilih bekerja disektor publik maupun domestik itu merupakan sebuah pilihan bagi perempuan itu sendiri. Ketika mereka sudah memilih pilihan mereka sendiri, tentunya setiap pilhan memilki konsekuensi dan tanggungjawab masing-masing, dan itu semua pasti juga sudah dipikirkan oleh kaum perempuan itu sendiri. Memilih bekerja disektor publik maupun sektor domestik, menurut hemat saya itu semua merupakan piliha yang baik. Sebab antara sektor publik maupun domestik merupakan dua wilayah yang berbeda namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena salaing berhubungan. Yang terpenting bahwa kita tidak boleh menjastifikasi kalau wilayah domestik lebih rendah dari pada wilayah publik, atau sebaliknya, karena semua itu merupak sebuah pilihan dalam hidup.

7 komentar:

tya "Niez" BGT mengatakan...

sudah sempurna.

INDONESIA BISA mengatakan...

artikel yang ada sudah cukup bagus, namun alangkah baiknya postingnya di tambah lagi. artikel ynag ada masih sedikiiiiit sekali....

Anonim mengatakan...

pemilihan warna dalam penulisan artikel sudah bagus, lebih menarik lagi jika ditambahkan dengan gambar pendukung supaya artikel menjadi lebih menarik untuk dibaca.
terimakasih..

Abdanblokosuto mengatakan...

artikelnya sudah menarik

pindy pindul mengatakan...

.hidup ityu memang pilihan wo...pas sekali artikelnya... :D

SirHusain (ASEP) mengatakan...

Artikel nya udah menarik abies..ada foto n tulisan yang menarik pas buat para kaum perempuan ..tetep semangat n d perbarui terus y guys..Semangat.

Jantungk_Qu Sosiologi_Qu( Lara4ngellov3) mengatakan...

artikelnya sudah bagus,,namun kurang rapi..mohon diperhatikan..

Posting Komentar