Sabtu, 21 Januari 2012

Mengenal Kenakalan Anak/ Remaja

Istilah kenakalan berasal dari kata dasar “nakal” (bahasa Jawa), yang secara nominal/ harfiah muncul dari kata “anak nakal” artinya “ada akal atau timbul akalnya”. Seorang anak kecil yang mulai timbul akal pikirannya memiliki semangat ingin tahu yang besar untuk menirukan, misalnya ikut mengambil gelas atau piring dari atas meja, tetapi karena kurang kemampuannya dan belum terpikirkan akibat-akibatnya ia dapat menjatuhkan gelas/ piring yang diraihnya tersebut sehingga pecah berantakan. Akibat hal yang tak terpikirkan tersebut, ia bisa kena marah karena dianggap melanggar norma sosial (memecahkan, merugikan), bahkan kadang-kadang terpaksa dicubit oleh ibunya dan bila berulang kali dilakukan ia akan mendapat predikat “anak nakal”.
Menurut Prof. DR. Fuad Hasan, “Delinquency” (kenakalan) ialah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bila dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Perbuatan-perbuatan tersebut antara lain:
     a.       Ngebut, yaitu mengendarai kendaran dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang ditetapkan, sehingga dapat megganggu/ membahayakan pemakai jalan yang lain (kecepatan maksimum di dalam kota adalah 20-40 km/jam).
      b.      Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul, majalah, dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi, dsb.
      c.       Anak-anak yang suka membuat pengrusakan-pengrusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain, seperti mencorat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase, dsb.
d.      Membentuk kelompok atau geng dengan norma yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok pakaian yang acak-acakan, dsb.
      e.       Berpakaian dengan mode yang tidak selaras dengan selera lingkungan, sehingga dipandang kurang sopan dimata lingkungannya.
      f.       Anak-anak yang senag melihat orang lain celaka akibat ulah dan perbuatannya, seperti membuat lobang atau menabur paku di jalan-jalan, sehingga banyak pengendara yang terperosok atau bocor kendaraannya.
g.      Mengganggu/ mengejek orang-orang yang lewat di depannya, dan kalau menoleh/ marah sedikit saja dianggapnya membuat gara-gara untuk dikerjain, dan masih banyak yang lainnya.
Beberapa Penyebab Kenakalan
Gejala kenakalan timbul dalam masa pubertas/ pancaroba, dimana jiwa dalam keadaan labil, sehingga mudah terpengruh oleh lingkungan sekitar. Seorang anak tidak secar tiba-tiba menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena beberapa saat setelah dibentuk oleh beberapa lingkungan, diantaranya:
     a.       Lingkunga keluarga yang pecah, kurang perhatian, kurang kasih sayang, keran masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri (mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari).
     b.      Situasi (rumah tangga, sekolah, masyarakat) yang menjemukan dan membosankan, padahal tempat-tempat tersebut seharusnya merupakan faktor penting untuk mencegah kenakalan bagi anak-anak (termasuk lingkungan yang kurang rekreaftif).
     c.       Lingkungan masyarakat yang kurang/ tidak menentu agi prospek kehidupan masa mendatang, seperti masyarakat yang penuh spekulasi, korupsi, manipulasi, gosip, isu-isu negatif, perbedaan terlalu mencolok antara si kaya dan si miskin, dsb.
Gejala-gejala Kenakalan
Gejala tingkah laku anak yang memperlihatkan atau menjurus pada perbuatan kenakalan harus dapat dideteksi sedini mungkin, sebab bila tingkah lakunya sudah melewati batas, maka akhirnya anak tidak mampu menghadapi dirinya sendiri dalam hidup bermasyarakat yang sehat. Adapaun gejala-gejala yang mengarah pada kenakalan antara lain:
     a.       Anak yang selalu menyendiri karena tidak disukai oleh teman-temanya (terkucilkan) dapat menderita gangguan emosi, karenanya ia butuh perhatian yang agak khusus dari orang tua, guru atau anggota masyarakat di sekitarnya.
      b.      Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tangggungjawab di rumah/ sekolah.
      c.       Anak yang sering mengeluh/ resah karena mengalami masalah yang tidak terpecahkan oleh dirinya sendiri sehingga akibatnya dapat terbawa pada goncangan emosi yang berlarut-larut.
      d.      Anak yang sering berprasangka bahwa orang tua/ guru-guru mereka bersikap tidak baik terhadapnya dan sengaja menghambat dirinya.
      e.       Anak yang mengalami fobia dan gelisah yang kelewat batas, sehingga berbeda dengan ketakutan anak-anak normal lainnya.
     f.       Anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian/ pikiran mereka (berkonsentrasi) karena adanya goncangan emosi pada dirinya.
      g.      Anak yang sering menyakiti dan menggangu teman-temannya, baik dirumah maupun di sekilah.
      h.      Anak yang suka berbohong atau berkata palsu/ menipu.
      i.        Anak yang meras tidak dihargai hasil karyanya/ usahanya, karena orang dewasa telah menetapkan tujuan yang terlalu sukar untuk dicapai anak.
      j.        Anak yang suka membolos karena malas belajar atau tidak menyukai mata pelajaran tertentu.


Source : Sosiologi Pendidikan “ Suatu Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai Problem Pendidikan” (Drs. Ary H. Gunawan)

2 komentar:

Unknown mengatakan...


Thank you for the information..

ST3 Telkom

Unknown mengatakan...

If you're trying to burn fat then you have to get on this totally brand new personalized keto meal plan diet.

To create this keto diet, licenced nutritionists, fitness trainers, and cooks united to develop keto meal plans that are efficient, decent, economically-efficient, and fun.

From their grand opening in early 2019, 100's of people have already completely transformed their body and well-being with the benefits a proper keto meal plan diet can give.

Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-tested ones given by the keto meal plan diet.

Posting Komentar